Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 05 Januari 2014

Ciri-ciri, Macam, dan Fungsi Nilai Sosial


Ciri-Ciri Nilai Sosial
Nilai sosial mempunyai ciri sebagai berikut.
a. Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat.
b. Bukan bawaan sejak lahir melainkan penularan dari orang lain.
Contohnya: seorang anak bisa menerima nilai menghargai waktu, karena orang tua mengajarkan disiplin sejak kecil. Nilai ini bukan nilai bawaan lahir dari sang anak.
c. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi).
Contohnya: nilai menghargai persahabatan dipelajari anak dari sosialisasinya dengan teman-teman sekolah.
d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
Contohnya: di negara-negara Barat waktu itu sangat dihargai sehingga keterlambatan sulit diterima (ditoleransi). Sebaliknya di Indonesia, keterlambatan dalam jangka waktu tertentu masih dapat dimaklumi.
f. Dapat memengaruhi pengembangan diri seseorang baik positif maupun negatif.
g. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
h. Cenderung berkaitan antara yang satu dan yang lain sehingga membentuk pola dan sistem sosial.
i. Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.
Contohnya: nilai yang mengutamakan kepentingan pribadi akan melahirkan individu yang egois dan kurang peduli pada orang lain. Adapun nilai yang mengutamakan kepentingan bersama akan membuat individu lebih peka secara sosial.

Macam-Macam Nilai Sosial
Nilai sosial berdasarkan ciri sosialnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai dominan dan nilai yang mendarah daging.

a. Nilai dominan
Nilai dominan yaitu nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut ini.

1) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
Contohnya: hampir semua orang/masyarakat menginginkan perubahan ke arah perbaikan di segala bidang kehidupan, seperti bidang politik, hukum, ekonomi dan
sosial.

2) Lamanya nilai itu digunakan
Contohnya: dari dulu sampai sekarang Kota Solo dan Yogyakarta selalu mengadakan tradisi sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. yang diadakan di alun-alun keraton dan di sekitar Masjid Agung.

3) Tinggi rendahnya usaha yang memberlakukan nilai tersebut
Contohnya: menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan umat Islam yang mampu. Oleh karena itu, umat Islam selalu berusaha sekuat tenaga untuk dapat melaksanakannya.

4) Prestise/kebanggaan orang-orang yang menggunakan nilai dalam masyarakat.
Contohnya: memiliki mobil mewah dan keluaran terakhir dapat memberikan kebanggaan/prestise tersendiri.

b. Nilai yang mendarah daging
Nilai yang mendarah daging yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan. Seseorang melakukannya seringkali tanpa proses berfikir atau pertimbangan lagi. Biasanya nilai tersebut telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Jika ia tidak melakukannya maka ia akan merasa malu bahkan merasa sangat bersalah.
Contohnya: seorang guru melihat siswanya gagal dalam ujian akhir akan merasa telah gagal mendidiknya.

Fungsi Nilai Sosial
Nilai bagi manusia berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang atau masyarakat.  Sebuah interaksi social memerlukan pertimbangan nilai baik itu dalam mendapatkan hak maupun dalam menjalankan kewajiban. Dengan demikian, nilai mengandung standar normatif dalam perilaku individu maupun dalam masyarakat.

Adapun fungsi nilai sosial sebagai berikut.
a. Sebagai alat untuk menentukan harga atau kelas social seseorang dalam struktur stratifikasi sosial. Misalnya kelompok ekonomi kaya (upper class), kelompok ekonomi menengah (middle class) dan kelompok masyarakat kelas rendah (lower class).
b. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas).
c. Dapat memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan.
d. Sebagai alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri.
e. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.

0 komentar:

Posting Komentar