Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 06 Januari 2014

Hubungan Interaksi Sosial dengan Status dan Peran Sosial

1. Status sosial 
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status sosial berhubungan erat dengan hak dan kewajiban. Status sosial memberi bentuk dan pola pada interaksi sosial, dengan demikian berarti interaksi sosial berhubungan erat dengan status sosial. Pada dasar-nya status sosial merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat mempunyai berbagai status sosial. Status sosial yang ada dalam masyarakat dibedakan menjadi enam. Keenam status itu dapat diuraikan sebagai berikut;
  • Ascribed status, yaitu status yang diperoleh secara alami atau otomatis, yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya, anak seorang bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin, dan kasta pada masyarakat Hindu.
  • Achieved status, yaitu status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dan dengan disengaja. Semua individu berpeluang menduduki status ini asal memenuhi syarat-syarat tertentu. Contohnya, gelar kesarjanaan.
  • Assigned status, yaitu status yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Contohnya, gelar pahlawan dan penerima kalpataru.
  • Status simbol, status ini dapat dikenali dari kebiasaan hidup sehari-hari, seperti cara berpakaian, tempat tinggal, dan bentuk rumah. Misalnya seseorang yang tinggal di pinggiran kota atau di desa, kemana-mana bersepeda, dan berpakaian sederhana, menunjukkan bahwa orang tersebut hidupnya sederhana. Sebaliknya, seseorang yang tinggal di kompleks perumahan mewah, berkendaraan mobil keluaran terbaru, ber-pakaian mewah, menunjukkan bahwa orang tersebut hidupnya mewah.
  • Status aktif, adalah status yang pada saat tertentu aktif, pada lain waktu status tersebut tidak aktif. Hal tersebut dapat diketahui bahwa individu tersebut memiliki banyak status. Misalnya seseorang yang menjadi guru, menjadi ketua organisasi politik, menjadi ketua RT di kampung, dan menjadi wirausahawan. Pada saat-saat tertentu, status dia sebagai ketua organisasi politik aktif ketika ia memimpin rapat organisasi, statusnya sebagai wirausahawan aktif setelah ia selesai mengajar, dan seterusnya.
  • Status laten, adalah status yang diam pada saat status aktif bekerja. Misalnya seorang pengacara yang merangkap sebagai dosen. Pada saat ia menjadi dosen, statusnya sebagai pengacara menjadi tidak aktif. Begitu juga sebaliknya, ketika status pengacaranya aktif, maka statusnya sebagai dosen menjadi tidak aktif.
Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul dalam masyarakat, antara lain berikut ini.
  • Konflik status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri pribadi seseorang (batin sendiri). Contoh: seorang siswa SMA harus memilih antara keinginan bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah.
  • Konflik status antarkelompok, yaitu konflik yang terjadi karena satu kelompok merugikan kelompok lain. Contoh: peraturan yang dikeluarkan Pemda bertentangan dengan peraturan yang ada di pusat.
  • Konflik status antarindividu, yaitu konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Contoh: seorang polisi harus menangkap pencuri, padahal pencuri tersebut anaknya sendiri.
2. Peran Sosial
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pola peran sama dengan pola perilaku. Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.
  • Peran Ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai.
  • Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak remaja.
  • Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga.
Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.
  • Ketegangan, terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah keluarga dekatnya.
  • Kegagalan peran, terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan.
  • Kesenjangan peran (role distance), terjadi apabila seseorang harus menjalani peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tidak cocok menjalankan peran tersebut.



0 komentar:

Posting Komentar