1. Status sosial
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status sosial
berhubungan erat dengan hak dan kewajiban. Status sosial memberi bentuk dan
pola pada interaksi sosial, dengan demikian berarti interaksi sosial
berhubungan erat dengan status sosial. Pada dasar-nya status sosial merupakan
kumpulan hak-hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Setiap individu
dalam masyarakat mempunyai berbagai status sosial. Status sosial yang ada dalam
masyarakat dibedakan menjadi enam. Keenam status itu dapat diuraikan sebagai
berikut;
- Ascribed status, yaitu status yang diperoleh secara alami atau otomatis, yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya, anak seorang bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin, dan kasta pada masyarakat Hindu.
- Achieved status, yaitu status yang diperoleh dengan melalui usaha atau
perjuangan sendiri dan dengan disengaja. Semua individu berpeluang
menduduki status ini asal memenuhi syarat-syarat tertentu. Contohnya,
gelar kesarjanaan.
- Assigned status, yaitu status yang diberikan kepada seseorang yang
telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.
Contohnya, gelar pahlawan dan penerima kalpataru.
- Status simbol, status ini dapat dikenali dari kebiasaan hidup sehari-hari,
seperti cara berpakaian, tempat tinggal, dan bentuk rumah. Misalnya
seseorang yang tinggal di pinggiran kota atau di desa, kemana-mana
bersepeda, dan berpakaian sederhana, menunjukkan bahwa orang tersebut
hidupnya sederhana. Sebaliknya, seseorang yang tinggal di kompleks
perumahan mewah, berkendaraan mobil keluaran terbaru, ber-pakaian mewah,
menunjukkan bahwa orang tersebut hidupnya mewah.
- Status aktif, adalah status yang pada saat tertentu aktif, pada lain
waktu status tersebut tidak aktif. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
individu tersebut memiliki banyak status. Misalnya seseorang yang menjadi
guru, menjadi ketua organisasi politik, menjadi ketua RT di kampung, dan
menjadi wirausahawan. Pada saat-saat tertentu, status dia sebagai ketua
organisasi politik aktif ketika ia memimpin rapat organisasi, statusnya
sebagai wirausahawan aktif setelah ia selesai mengajar, dan seterusnya.
- Status laten, adalah status yang diam pada saat status aktif bekerja.
Misalnya seorang pengacara yang merangkap sebagai dosen. Pada saat ia
menjadi dosen, statusnya sebagai pengacara menjadi tidak aktif. Begitu
juga sebaliknya, ketika status pengacaranya aktif, maka statusnya sebagai
dosen menjadi tidak aktif.
Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami
seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul
dalam masyarakat, antara lain berikut ini.
- Konflik status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri
pribadi seseorang (batin sendiri). Contoh: seorang siswa SMA harus memilih
antara keinginan bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah.
- Konflik status antarkelompok, yaitu konflik yang terjadi karena satu
kelompok merugikan kelompok lain. Contoh: peraturan yang dikeluarkan Pemda
bertentangan dengan peraturan yang ada di pusat.
- Konflik status antarindividu, yaitu konflik status yang terjadi antara
individu yang satu dengan individu yang lain. Contoh: seorang polisi harus
menangkap pencuri, padahal pencuri tersebut anaknya sendiri.
2. Peran Sosial
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi.
Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat
dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran
dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pola peran sama dengan pola perilaku. Pola peran dalam
masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.
- Peran Ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap
status-status tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin
belajar, sopan-santun, dan pandai.
- Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya
seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang
menginjak remaja.
- Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai
dengan kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala
keluarga.
Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran
yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun
dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam
berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua
status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.
- Ketegangan, terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan
peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan
dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan
menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar
adalah keluarga dekatnya.
- Kegagalan peran, terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan
berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling
bertentangan.
- Kesenjangan peran (role distance), terjadi apabila seseorang
harus menjalani peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga
merasa tidak cocok menjalankan peran tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar